Sunardi Sekretaris Gapoktan " Tani Makmur " Cabean Demak |
Demak- Desa Caben kecamatan kota Demak dikenal sebagai daerah pertanian yang potensial . Di desa ini tumbuh beberapa kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan ( Gabungan Kelompok Tani ) “ Tani Makmur”. Sehingga ketika pemerintah meluncurkan Program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pertanian ) via Kantor Dinas Pertanian Gapoktan ini bertambah maju kegiatan usaha anggotanya.
“ Kami menerima dana PUAP
di tahun 2009 sebesar 100 juta , Dana itu kemudian kami usahakan simpan pinjam
kepada anggota dengan membentuk LKM ( Lembaga Keuangan Mikro ) “ tutur Sunardi
Sekretaris Gapoktan “ Tani Makmur “ dihadapan peserta Bintek PUAP se kabupaten
Demak di Aula Bapelluh –KP Demak.
Sunardi mengatakan ketika
menerima hibah Rp 100 juta tersebut fihaknya juga ragu akan kelangsungan dan
keselamatan dana tersebut. Namun setelah rembug bersama maka penguruspun
bergerak mensosialisasikan kepada angggota. Ketua Kelompok tani diberikan
pengertian akan manfaat dana PUAP tersebut . Akhirnya dana itu terserap
seluruhnya kepada para petani.
Dra. Tri Wahyu Hapsari Ka Bappeluh-KP Demak |
“ Awalnya sasaran kami
memang pembiayaan untuk usaha tani saja . Namun setelah berkembang beberapa
tahun dana terus bertambah. Maka warga desa yang mempunyai usaha lain yang produktif
kami layani “, kata Sunardi.
Dalam waktu hampir lima
tahun ini dana PUAP yang dahulunya hanya Rp 100 juta , kini berkembang menjadi
Rp 151.458.925. Anggota peminjam sebanyak 129 orang . Setiap tahunnya rutin
mengadakan RAT dan juga memberikan SHU kepada seluruh anggota. Pengurus
Gapoktan yang turut membesarkan LKM juga diberikan penghargaan yang sepadan.
“ Resep yang sederhana
agar dana PUAP ini berkembang. Yang utama adalah kemauan dan kejujuran. Untuk kemampuan mengelola uang
tersebut bisa sambil berjalan , belajar dan mengikuti pelatihan yang ada “,
tambah Sunardi.
Dengan semakin berkembangnya usaha simpan
pinjam di LKM Gapoktan “ Tani Makmur” pengurus akan melebarkan usahanya dengan
membangun pertokoan dan juga untuk kantor LKM. Di tanah bondo desa tersebut
telah dibangun kantor dan juga unit toko yang telah menelan biaya sekitar 40
juta rupiah. Untuk menyelesaikannnya masih butuh dana separoh lagi.
“ Harapan saya setelah
mempunyai kantor sendiri dan juga unit usaha penjualan sarana pertanian. Usaha LKM
bertambah maju apalagi saat ini kami juga baru proses pengajuan Badan Hukum
Koperasi “, kata Sunardi. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar