Kamis, 15 Juni 2017

Tradisi Khataman Alqur'an Keliling Di Desa Kedungmutih Demak




Demak - Salah satu amalan di bulan Ramadhan yang disarankan selain Shalat Tarawih adalah Tadaruss atau membaca kitab suci Al qur’an . Oleh karenanya tidak heran jika bulan Ramadhan tiba toko kitab atau penerbit kebanjiran order kitab suci Alqur’an. Selain mengganti yang rusak juga jumlahnya perlu ditambah , karena jumlah orang yang tadarus bertambah banyak dalam rangka mencari pahala di bulan puasa.

Setiap masjid atau musolla melaksanakan tradisi baca Alqur’an ini dengan berbagai macam cara , diantaranya ada yang dilaksanakan sehabis shalat tarawih saja , setiap waktu dan ada pula yang dijadwalkan sehabis shalat wajib. Sehingga waktu hatamannya pun beragam ada yang lima hari sudah hatam , setengah bulan hatam dan ada pula yang sehari hatam besok paginya diulang hataman lagi begitu seterusnya sampai menjelang hari Raya.

Begitu juga yang dilaksanakan umat Islam di desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak ini. Selain di Masjid acara tadarus ini juga digelar di Musholla-musholla yang dilaksanakan oleh para remaja. Sehabis shalat tarawih terdengar gema suara lantunan ayat suci Al qur’an di setiap sudut. Suara itu terdengar hingga larut malam menjelang.

Puncak dari tadarus itu adalah dilaksanakannya acara khotmil qur’an yang berbarengan dengan peringatan Nuzulul qur’an. Masjid dan musholla juga melaksanakan acara khotmil Qur’an ini secara berurutan. Di mulai malam 17 Ramadhan di Masjid desa selanjutnya giliran musholla yang berjumlah 14.

“ Kalau di sini sejak jaman mbah-mbah saya dulu kegiatan khataman Alqur’an ini dilaksanakan setiap tanggal 17 Ramadhan ngiras peringatan Nuzulul Qur’an , peserta yang hadir disini adalah perwakilan dari jamaah 14 Musholla yang ada di kedungmutih ini , kurang lebih yang kami undang 300 orang “. Ujar Mastokin pengurus Masjid Jami’ Baitul Makmur Kedungmutih yang di dampingi sekretarisnya Noor Amin.
Memang malam itu  masjid penuh dengan jamaah, baik orang tua , pemuda dan tak ketinggalan pula anak-anak ikut pula memperingati turunnya kitab suci Alqur’an. Tradisi ini sudah puluhan tahun diadakan dan tidak akan berhenti sampai akhir jaman nanti. Karena Alqur’an merupakan petunjuk bagi orang yang bertaqwa , dan kita semua ingin menjadi umat yang bertaqwa kepada Allah SWT.

Menurut Mastokin, acara Hataman alqur’an ini menjadi agenda rutin Masjid yang telah direncanakan menjelang bulan puasa , selain kultum sebelum buka bersama dan shalat tarawih.Karena mebutuhkan biaya yang cukup besar maka untuk membiayai kegiatan yang mulia ini ditanggung bersama-sama seluruh kaum dengan jalan penjatahan infaq setiap jamah. Besarnya tergantung dari kemampuan warga , yang ekonominya mapan memberi sumbangan yang lebih dari yang lain. Sehingga setiap sore sebelum acara berlangsung pengurus dor to dor k e rumah jamaah menjemput sumbangan tersebut.


Tiba waktu acara tersebut seluruh warga menjalankan tugasnya masing-masing , ibu-ibu dan remaja putri kebagian memasak hidangan yang disajikan pada acara khotmil qur’an ini, Sementara bapak-bapak dan remaja putra membersihkan masjid dan menyiapkan tempat acara khataman Alqur’antersebut.

 

Pelaksanaan acara khotmil qur’an ini sehabis shalat tarawih, sehingga tidak mengherankan sehabis shalat tarawih tamu undangan yang merupakan wakil berbagai musholla yang ada di desa Kedungmutih berbondong-bondong mendatangi masjid dan musholla yang kebetulan sebagai tuan rumah.
Adapun prosesi khataman Al-qur’an diantaranya pembacaan tahlil , dilanjutkan dengan hataman alqur’an 30 Jus oleh 30 orang jamah dan dilanjutkan dengan do’a bersama memohon barokah dan keselamatan Allah SWT. Habis berdo’a seluruh jamaah makan bersama sebagai tanda syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rijeki dan kesehatan sehingga bisa menjalankan puasa .

“ Tradisi khataman al-qur’an ini sudah amat lekat di hati umat Islam , sehingga selain di  Masjid acara hataman juga dilaksanakan di semua  musholla sehingga jika malam Nuzul Qur’an tiba selanjutnya setiap malam pada acara hataman di setiap musholla secara bergantian “, ujar K. Suhari Nadhir Masjid Jami’ Baitul Makmur.***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar