Minggu, 04 Juni 2017

Petani Mutih Wetan Demak Gembira , Saluran Air Penuh Lagi






Demak – Petani padi di desa Mutih Wetan  hari-hari  ini bersyukur dan bergembira karena saluran air yang kering kini penuh air  lagi. Selain delontoran air dari Pintu Sembilan juga air hujan beberapa hari terakhir ini. Kini mereka sibuk merawat tanaman padinya dengan memupuk dan menyemprotkan hama.

“ Alhamdulillah  air sudah sampai disini selain itu hujan beberapa kali juga menjadikan sawah di sini hijau kembi . Kalau tidak ada air seperti ini bisa bisa tanaman padi disini mati kekurangan air “, ujar Mbah Rifai petani dari desa Mutih Wetan pada kabare Demak.

Mbah Rifai yang di temui sedang memupuk sawahnya yang mulai menghijau kembali. Beberapa sawah di sebelahnya masih ada sebagian yang terlihat kuning daunnya. Sawah tersebut baru dapat gelontoran air karena tempatnya agak tinggi. Sawah yang posisinya rendah air dari saluran bisa langsung masuk ke sawah. Namun yang agak tinggi perlu pompa untuk menaikkan air.

“ Yang masih kuning itu baru saja dimasukkaan air lewat pompa karena sawahnya agak tinggi. Satu dua hari ke depan bisa hijau kembali asal kita beri pupuk . Kalau sampai panen kelihatannya airnya cukup “ tambah Mbah Rifai.

Mbah Rifai mengatakan persawahan desa Mutih Wetan lumayan luas. Lokasinya di sebelah Barat jalan raya Mutih – Bungo. Jika padi sehat dan tidak kena hama  dan harga gabah bagus maka bertani cukup menguntungkan. Panen sekali bisa untuk menutup biaya sewa dan operasional sedangkan padi kedua atau gadu merupakan keuntungannya. Sehingga jika air cukup semua petani menggarap sawahnya.

“ Yang namanya usaha ya kadang ada ruginya misalnya jika padi kena hama atau puso kekurangan air. Namun yang namanya petani meski gagal panen musim tanam berikutnya juga terus menanam padi . Kalau dihitung rugi dan untungnya banyak untungnya apalagi  jika harga gabah bagus “, kata Mbah Rifai lagi.

Disisi lain M. Lufie Noor mantan Kepala Desa Mutih Wetan mengatakan persawahan desa Mutih Wetan cukup luas. Selain untuk tanam padi ada juga yang sudah alih fungsi sebagai tambak ikan dan garam. Namun demikian warga yang terjun menjadi petani masih mendominasi. Oleh karena itu sawah masih menjadi andalan warganya untuk menghidupi keluarga. Meskipun ada juga yang merantau ke Jakarta.

“ Kalau disini sawah masih menjadi andalan warga untuk kehidupan sehari-hari. Sehingga jika panen bagus ekonomi juga lancar. Jika hasil sawah kurang atau puso  kondisi ekonomi di desa juga turun”, papar Lutfie yang juga menggarap sawah  ketika menkabat sebagai Kepala Desa. (Muin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar