Minggu, 19 Januari 2014

Bupati Demak : Bendung Wilalung Perlu Perbaikan Untuk Cegah banjir


Demak - BUPATI Demak Drs H Moh Dachirin Said SH MSi meminta PSDA Jateng untuk segera melakukan perbaikkan pintu Bendung Wilalung. Apalagi, pintu bendung yang tidak dapat berfungsi normal telah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di wilayah Kecamatan Mijen.
Dia menegaskan, perbaikan mendesak dilakukan mengingat banjir di Mijen beberapa waktu lalu telah menimbulkan kerugian dalam jumlah besar. Diharapkan banjir itu tak terulang setelah pintu bendung Wilalung diperbaiiki.
“Dari sebelas pintu, yang berfungsi hanya tiga. Yakni, dua pintu yang menuju Kecamatan Mijen lewat Kali Wulan, serta satu pintu menuju wilayah Kudus. Akibatnya, pengendalian air menjadi sulit sehingga saat ada kiriman air dalam volum besar maka wilayah Mijen dan Wedung yang menjadi korban,” kata Bupati Dachirn disela melakukan inspeksi di bendung yang menjadi tanda batas wilayah Desa Wilalung Kecamatan Gajah dengan Desa Kalirejo Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus tersebut.
Turut dalam inspeksi tersebut, Kepala DPU PPE Demak Budi Haryanto, Asisten II Sekda Singgih Setiono, Kabag Humas Setda Rudi Santosa, juga Camat Gajah Supriatiningsih. Mereka dijelaskan banyak hal mengenai bendung peninggalan Belanda itu oleh Kades Wilalung, Budi Purnomo.
Selain mendesak dilakukannya perbaikan pintu, bupati juga meminta pihak PSDA yang bertugas menjaga Bendung Wilalung lebih disiplin terkait prosedur teknis pengaliran air. Pasalnya, keteledoran petugas bersangkutan akan berpotensi banjir di wilayah Kabupaten Demak.
Menurut Kades Budi Purnomo, bendung yang sebagian bangunannya menempati wilayah Desa Wilalung itu telah lama mengalami kerusakan. Selain pada delapan pintunya, kerusakan juga menyentuh bagian pondasi. Namun sejauh ini pihak yang berwenang belum memperbaiikinya meskipun ia sendiri pernah menyampaikan dampak atas kerusakan tersebut.
“Warga Wilalung juga menjadi korban atas rusaknya pintu bendung itu. Paling tidak 25 hektar lahan pertanian di sekitar bendung kerap kebanjiran hingga gagal panen,” ujarnya.
Dijelaskan, karena pintu yang mengarah Kudus mati maka praktis air hanya dapat digelontorkan ke Demak. Mungkin untuk mengurangi potensi banjir di daerah bawah, adakalanya pintu yang menuju Demak itu baru dibuka setelah debit air di Wilalung melebihi batas.(Anang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar