Rabu, 29 Januari 2014

Tanah Retak Di Sukodono Jepara , Abdul Ghofur Resah


VIVAnews – Warga Desa Sukodono Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, resah dengan munculnya retakan tanah sepanjang 700 meter, Selasa 28 Januari 2014. Retakan ini mengikuti alur saluran irigasi sawah.

Sagiman, warga Sukodono, mengatakan retakan pertama kali muncul Sabtu malam, 18 Januari 2014, dan hanya berukuran kecil. Namun seiring turunnya hujan deras, retakan tersebut makin hari makin bertambah hingga hari ini mencapai 700 meter.

Lebar retakan pun telah lebih dari 10 meter dengan kedalaman hingga 8 meter. “Karena retakan mengikuti alur saluran irigasi, dipastikan sawah-sawah tak bisa diairi lagi paska hujan nanti,” kata Sagiman.

Bukan hanya membelah sawah, retakan tanah itu juga mengancam rumah Abdul Ghofur (33 tahun), warga RT 1 RW 2 Desa Sukodono. Retakan di belakang rumahnya yang semula saluran air yang kecil, kini makin besar. “Pemiliknya mengungsi ke rumah saudaranya. Takut roboh karena pondasi rumah sudah menggantung,” ujar Sagiman.

Kini area di sepanjang retakan tanah itu oleh warga diberi tanda pembatas dengan tali plastik. Ini mengingat lokasi retakan berdekatan dengan permukiman warga dan sirkuit balap sepeda.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara, Lulus Suprayitno, usai meninjau lokasi tersebut mengatakan BPBD belum tahu kategori tanah membelah ini.

“Ini retakan atau patahan, kami tidak tahu. Kami akan berkoordinasi dulu dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral dan Pertambangan Provinsi Jawa Tengah untuk meneliti lebih jauh fenomena alam ini agar kami dapat melakukan langkah-langkah berikutnya dan mengetahui kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,” kata Lulus.  

Fenomena serupa juga terjadi  di Desa Plajan Kecamatan Pakisaji, Desa Kepok Kecamatan Bangsri, dan Desa Tempur Kecamatan Keling. Semua berada di Kabupaten Jepara dan di lereng Gunung Muria. (adi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar