Rabu, 29 Januari 2014

Tanah Retak Di Jepara Harus Di Waspadai


VIVANews - Balai Energi Sumberdaya Mineral (BESDM) Jawa Tengah masih melakukan sejumlah kajian termasuk mencari sumber retakan tanah di Desa Sukodono, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara.

Komisi D DPRD Jawa Tengah meminta agar Pemerintah Kabupaten Jepara dan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah bekerja sama untuk mewaspadai dampak lanjutan retakan tanah yang dianggap misterius itu.

Menurut anggota Komisi D DPRD Jateng, Hadi Santosa ST, retakan itu perlu diteliti lebih mendalam karena mencapai panjang 700 meter dengan lebar 10 meter dan kedalaman hingga  8 meter. Padahal kawasan ini tergolong daerah yang stabil secara geologi.

"Daerah ini bukan daerah pertemuan lempeng benua atau ada gerakan vulkanik. Jadi ini jelas fenomena geologi yang harus diantisipasi dampaknya. Apalagi ada di daerah Bangsri, Keling dan lain-lain," kata Hadi Santoso, Selasa 28 Januari 2014.

Ditambahkan, pemerintah harus mulai mengantisipasi dampak lanjutan. Diharapkan ada petugas yang setiap saat memantau perkembangan pergeseran tanah tersebut. 

"Jika melihat retakan itu mengikuti alur saluran irigasi, itu perlu diteliti lebih jauh. Jangan sampai masyarakat menderita lebih parah. Bisa pula ini adalah tanda-tanda kejadian serupa untuk daerah lain," kata Hadi Santoso.

Tanah retak secara misterius juga terjadi di Desa Plajan, Kecamatan Pakisaji, Desa Kepok, Kecamatan Bangsri, Desa Tempur Kecamatan Keling. Kejadian ini mulai membuat warga yang bermukim di lereng Gunung Muria menjadi khawatir. Retakan di kawasan ini lebarnya sekitar 2-4 meter, dengan panjang bervariasi antara 200-400 meter dan kedalaman antara 5-8 meter.

Retakan juga terjadi di Dua Dusun di Desa Sidosari Kecamatan Salaman. Keretakan menjalar dari utara ke selatan dengan lebar keretakan 20 cm hingga 1 meter. Dari 200 rumah di dua dusun itu yang terancam ada 198 rumah dan mengancam kehidupan 800 warga. (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar