Rabu, 15 Januari 2014

Alon-Alon Demak Bebas Dari PKL , Pedagang di Relokasi Ke Tembiring


Demak – Lebih dari 200 pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di Alun-alun akan direlokasi ke Lapangan Tembiring. Mereka diberi waktu hingga Minggu (12/1) untuk menempati areal parkir yang dijadikan lokasi baru untuk berjualan.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Periwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Demak M Ridwan didampingi Kasi Tata Bangunan Dinas Pekerjaan Umum dan Pertambangan Energi (DPUPE), Heru Prayitno, saat meninjau Lapangan Tembiring. Menurut Ridwan, relokasi pedagang ini dimaksudkan agar estetika Masjid Agung dan lingkungan sekitarnya tetap terjaga.
”Tidak lama lagi, Alun-alun selesai direnovasi dan dibuka untuk publik. Kami ingin aktivitas di dalamnya bisa terbebas dari PKL. Sebab mereka sudah disediakan tempat berjualan baru di Lapangan Tembiring,” ujarnya, baru-baru ini. Penempatan PKL di areal baru itu sama sekali tidak dipungut biaya. Hanya saja untuk sementara, mereka dibebaskan memilih mendirikan tenda atau dengan gerobak.
Pasalnya, fokus jangka pendek masih berorientasi pada relokasi dan penyediaan lokasi baru bagi PKL eks Alun-alun. Ke depan, penataan PKL ini bisa diikuti dengan penyeragaman sarana berjualan seperti tenda ataupun gerobak. Adapun proyek renovasi Alun-alun sesuai jadwal sudah harus selesai sejak 29 Desember lalu.
Hingga enam bulan mendatang, proyek tersebut masih dalam masa pemeliharaan. Ia meminta pedagang agar tidak khawatir terhadap perkembangan usaha mereka di lokasi baru tersebut. Pihaknya akan menggelar event-event seni dan budaya secara rutin di Lapangan Tembiring. Pertunjukkan kesenian yang sudah dimulai Minggu kemarin, akan digelar selang-seling baik pagi, siang ataupun malam.
Terkait kondisi Lapangan Tembiring yang kian memprihatinkan, Heru Prayitno mengatakan, tahun ini APBD II mengalokasikan anggaran sebesar Rp 1 miliar untuk meningkatkan infrastruktur lapangan tersebut. Selama ini, Lapangan Tembiring digunakan untuk areal parkir bus wisatawan yang berziarah ke Masjid Agung. Bus-bus rombongan peziarah itu biasanya ditempatkan di arel parkir depan.
Namun, lanjutnya, mulai Minggu besok bus-bus akan dipindahkan ke areal parkir tengah dan belakang. Areal parkir depan akan ditempati PKLeks Alun-alun. Adapun kondisi landasan parkir yang rusak parah akan dilakukan betonisasi.
”Ini masih kami ukur terkait berapa luasannya. Untuk areal parkir tengah dan belakang masing-masing bisa muat sekitar 60 bus besar,” terangnya. Adapun areal parkir depan hanya dilakukan renovasi terhadap paving-paving yang rusak. Perbaikan paving dan pagar Terminal Tembiring masingmasing dianggarkan Rp 118 juta dan Rp 40 juta. Kedua proyek itu ditangani oleh Dinparbud.
Sementara itu, Muslih (54), koordinator penertiban angkutan mengatakan, ada tiga moda transportasi yang selama ini digunakan untuk mengangkut rombongan peziarah dari Lapangan Tembiring menuju Masjid Agung Demak. Ketiga moda transportasi itu andong, becak dan ojek motor.
Kondisi lapangan yang rusak ini terjadi sudah dua tahun terakhir, lantaran dipicu Grebeg Besar. ”Kerusakan paving ini dipicu beberapa wahana permainan Grebeg Besar. Kami berharap lapangan ini segera diperbaiki karena menjadi ladang rejeki orang banyak,” katanya. *(Humas Demak – NDR)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar