Demak – Bulan
Juli biasanya petambak garam sudah panen raya , namun pada tahun ini baru
mengawali panen. Akibatnya garam saat ini menjadi barang yang di cari oleh
pengepul. Dengan langkanya garam tersebut harga di tingkat petani kini melejit
tajam.
Harga
garam yang dulu hanya Rp 70 – 100 perkilogram , kini ditingkat petani sudah
merangkak hingga Rp 3.500 perkilogram.
Melejitnya harga garam ditingkat petani sebagai akibat habisnya stok
garam di gudang petani. Selain itu tahun yang lalu produksi garam menurun
drastic karena musim hujan yang berkepanjangan.
Pada
musim garam tahun ini juga ditengarai hujan masih menjadi kendala sulitnya
petambak membuat garam. Meskipun petambak sudah mempersiapkan lahan lebih 4
bulan , namun kondisi yang masih hujan membuat petambak sulit memanen garamnya.
Petambak yang sudah merasakan memetik
hasilnya hanya bebarapa orang dan jumlahnya tidak begitu banyak.
Akibat
kurangnya pasokan garam ditingkat petani membuat para pengepul rela membayar duluan demi mendapatkan garam.
Selain itu harga garam tidak stabil dan selalu berubah , melihat kondisi cuaca.
Jika cuaca mendung atau turun hujan harga garam dipastikan akan naik.
“
Inilah yang membuat saya sedikit pusing , karena harga garam yang selalu naik.
Minggu kemarin saya sudah deal dengan pembeli dengan harga ditingkat petani. Namun ketika mau
kirim harga ditingkat petambak naik jadi sayapun tetap membeli harga yang
diminta petambak agar mendapatkan garam “, papar Hamzawi Anwar pengepul Garam
dari desa Kedungmutih pada kabarseputarmuria.
Melejitnya
harga garam selain pasokan yang habis
juga diakibatkan cuaca yang tidak bersahabat. Sehingga saat ini petambak yang
bisa memanen garam adalah petambak yang menggunakan geo isolator. Sedangkan
yang masih mengandalkan meja Kristal dari tanah panen nya butuh waktu lebih
lama. (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar