Semarang - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Reguler
Dari Rumah (KKN RDR) Kelompok 45
Angkatan 75 Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang mengadakan seminar berupa kajian online (kajol) yang
bertajuk“ Meneladani Sunnah Rasulullah SAW Sebagai
Spirit untuk Mewujudkan NewNormal
pasca pandemi”, Rabu (04/10/2020).
Kajian yang berlangsung melalui
platform zoom meeting tersebut diikuti lebih dari
80 peserta dari berbagai Universitas seperti
UIN Walisongo, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Nahdlatul Ulama Jepara, Universitas Wahid Hasyim, Universitas Negeri
Semarang, dan Universitas PGRI Madiun.
Dosen Fakultas Dakwah
UIN Walisongo Fahrur Rozi, yang menjadi narasumber dalam
acara tersebut menyampaikan bahwa kecemasan masyarakat karena pandemi ini adalah hal
yang wajar.
“Adanya pandemi Covid-19 membuat seseorang merasa cemas, khawatir, dan takut. Hal tersebut adalah sesuatu yang wajar yang muncul dalam diri manusia,” jelas Fahrur saat Kajian
Online berlangsung.
Dari kecemasan tersebut, Fahrur memberikan pesan agar tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat karena hal tersebut merupakan bagian dari penerapan ajaran Rasulullah SAW.
“Meneladani sifat Rasul adalah suatu kewajiban bagi kita selaku umat islam.
Ihyaus sunati harus kita terapkan dalam meneladani sifat Rasul terkait sunnah-sunnah yang diajarkan” jelas Fahrur.
Dalam ceramahnya, Fahrur menambahkan, bahwa jangan sampai musibah pandemi yang dialami di seluruh dunia ini,
melahirkan musibah baru.
“Musibah baru di sini adalah jauh dari
Allah, malas beribadah, tidak peduli dengan orang lain, dan masih banyak lagi,”
imbuhnya.
Fahrur mengambil contoh dari kisah sahabat Rasulullah SAW saat menghadapi wabah
yang memiliki korelasi dengan pandemi
Covid-19 sekarang ini.
Sahabat tersebut yaitu Umar bin Khattab. Ketika hendak berkunjung ke Kota Syam, saat sampai di perbatasan Kota, Umar
diberitahu oleh Gubernur Syam bahwa di Kota sedang terjadi wabah. Kemudian gubernur bertanya sikap apa yang akan diambil oleh Khalifah Umar.
Ternyata Umar memutuskan untuk kembali ke Madinah dan tidak melanjutkan perjalanannya ke kota
yang sedang dilanda wabah tersebut.
Fahrur meceritakan bahwa kisah sahabat tersebut bukan berarti sahabat takut terkena wabah dan tidak menerima takdir
Allah SWT.
“Khalifah Umar adalah sahabat yang cerdas. Saat ditanya, mengapa engkau lari dari takdir Allah wahai Khalifah?. Umar menjawab, saya lari dari takdir Allah menuju takdir Allah yang lainnya,” Jelas Fahrur saat menjelaskan kisah salah seorang sahabat nabi.Terakhir, Fahrur menyimpulkan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah yang dijabarkannya tersebut.
“Pelajaran yang dapat kita ambil yaitu ketika seseorang berada dalam wilayah
yang terkena wabah, maka menetaplah, jangan pergi ketempat
lain. Sedangkan jika seseorang berada dalam wilayah aman, janganlah ia pergi ketempat yang terjangkit wabah” tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar