Demak
-
sejumlah warga desa Kedungmutih kecamatan Wedung mengeluh setelah membeli beras
raskin dibalai desa setempat. Beras yang dibelinya pada bulan ini kualitasnya
amat buruk. Selain warnanya yang kusam juga kotor dan berbau apek.
Juwariyah warga erte
dua erwe dua desa Kedungmutih mengatakan
beras yang dibelinya dari balai desa bulan ini sangat tidak layak untuk
dikonsumsi. Butiran beras banyak yang pecah dan warnanya juga kusam . Jika di
cium aroma beras terasa apek.
Biasanya sih saya sering
konsumsi sendiri beras raskin kalau kondisi bagus. Tapi kalau kayak gini ya
kita harus mencampurnya dengan beras kualitas baik. Kalau tidak ya kita tukar
dengan beras yang bagus dengan menambah uang “, ujar Juariyah yang setiap bulan
mendapatkan jatah untuk membeli beras raskin.
Hal sama juga dikatakan
Mbah Darsih pedagang beras di pasar baru
desa Kedungmutih. Kualitas beras raskin yang diterima warga bulan ini sangat jelek.
Ia menunjukkan beras dari dalam zak yang ia beli dari warga. Dan memberikan
bandingan beras raskin yang dibeli dari warga desa Kedungmalang Jepara.
“ Kalau yang dari Jepara
ini meski banyak yang pecah namun warnanya tidak kusam. Baunyapun tidak terasa
sehingga jika terpaksa dikonsumsi masih layak. Tapi kalau yang ini sudah kotor
berbau apek jadi harganyapun lebih rendah kata Mbah Darsih.
Mbah Darsih membeli beras
raskin dari warga perkilonya berkisar lima ribu rupiah sampai enam ribu rupiah tergantung kualitas. Warga membeli
beras dari balai desa perkilonya seribu lima ratus sampai dua ribu rupiah. Oleh
karena itu jika dijual warga mendapatkan kembalian uang perzaknya empat puluh ribu sampai enam puluh ribu
rupiah.
“ Warga yang mendapat
beras raskin rata-rata menjual kembali beras raskin itu untuk di tukar beras
yang bagus atau mendapat kembalian uang. Namun ada juga yang langsung
memasaknya untuk makan sehari-hari “, tambah mbah Darsih.
Satgas raskin desa
Kedungmutih Adib membenarkan , kualitas beras raskin tidak selalu sama. Kadang
mendapatkan kualitas bagus kadang bisa kualitasnya rendah. Ia tidak mempunyai
pilihan karena itu sudah jatah ambil dari dolog.
Untuk pengambilannya
kadang satu bulan sekali , namun pernah dua kali dalam satu bulan. Adapun
pembagiannya beras dari dolog dikirim ke balai desa. Selanjutnya ketua erte
mengambil beras sesuai dengan jumlah raskin kemudian dibagikan kepada
masing-masing kepala keluarga. Ditingkat RT itulah warga bisa membeli beras raskin. Pak Ardans Melaporkan untuk
kabarseputarmuria.com (Muin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar