Tampilkan postingan dengan label Jembatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jembatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Mei 2014

Di Jepara Ada Jembatan Tol Darurat Pulang Pergi Rp 2.000,-


Jembatan tol Godang Kaliombo

Jepara- Warga dukuh Godang yang masuk wilayah desa Kaliombo kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara saat masih mempunyai  jembatan darurat mirip jalan tol untuk memperlancar transportasi. Selama ini mereka mempergunakan jembatan darurat terbuat dari bambu dan pecahan batang kelapa, sehingga jembatan ini hanya dapat dilalui kendaraan sepeda dan sepeda motor. 

Selain itu untuk warga luar pedukuhan yang melewati jembatan darurat ini dikenai retribusi sebesar Rp 1.000,-, sekali jalan atau Rp 2.000, PP. Uang hasil tarikan retribusi tersebut dipergunakan untuk pembangunan Masjid di kedua desa berbatasan yaitu dukuh Godhang kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara dan desa Tedunan kecamatan Wedung kabupaten Demak.

“ Setiap dua tahun sekali jembatan darurat ini dikontrakkan kepada perorangan , uang hasil kontrakan itu masuk desa yang selanjutnya masuk pada pembangunan masjid kedua desa. Saya mengontrak jembatan darurat ini sudah lebih sepuluh tahun, hasilnya cukup menguntungkan meskipun harus mengeluarkan biaya kontrak namun hasil perharinya lebih dari cukup daripada nganggur di rumah “, aku Ibu Hj. Salbiyah (56) warga dukuh godhang yang biasa mengontrak retribusi jembatan darurat itu.


Menurut Hj. Salbiyah , sudah waktunya jembatan darurat ini digantikan jembatan permanen sehingga memudahkan transportasi kendaraan roda empat yang akan masuk dan keluar dari desanya. Selain itu jembatan ini merupakan jalur alternative dari Demak menuju kota Jepara via Bungo – Mutih – Pecangaan yang setiap hari dilewati oleh ratusan pengendara yang ingin menuju ke kota Jepara atau Demak.

Tempat penarik retribusi


 Dengan dibangunnya jembatan permanen yang bisa dilewati kendaraan roda empat akan meningkatkan perekonomian warga disekitarnya , utamanya dapat meningkatkan harga jual produk pertanian dan juga produk tegalan.

Sementara itu Sutrisno (50) Guru Olah Raga yang warga desa Mutih Wetan mengaku cukup senang jika jembatan darurat itu diganti jembatan permanen seperti di tempat lain, selain mengirit biaya karena tidak usah membayar juga tidak membahayakan bagi pengendara. Selama ini keberadaan jembatan darirat ini cukup mengganggu bagi pengendara , utamanya jika musim hujan tiba . Selain sempit karena lebar jembatan hanya untuk satu pengendara , juga kondisi jembatan kadang licin sehingga membuat pengendara harus ekstra hati-hati.

 “ Ya jika jembatan darurat ini diganti jembatan permanen terbuat dari beton , saya sangat gembira sekali , karena setiap hari saya lewat jembatan ini dan minimal harus mengeluarkan uang 2.000. Oleh karena itu kami mengharapkan pemerintah segera merealisasikan jembatan permanen disini “, ujar Sutrisno .

Disisi lain Petinggi Desa Kaliombo Aqshol Amri yang dimintai tanggapannya seputar dioperasikannya jembatan darurat yang sudah puluhan tahun itu , dia mendukung sekali usulan warganya yang menginginkan jembatan di dukuh Godhang. Selain sebagai sarana transportasi untuk warganya jembatan itu nantinya akan dimanfaatkan warga Demak yang ingin menuju ke kota-kota diseputan Jepara.

 Oleh karena itu dia akan membuat proposal pengajuan pada dinas instansi terkait agar keinginan warganya terlaksana , dengan dibangunnya jembatan itu dia yakin akan terjadi peningkatan ekonomi yang signifikan bagi warganya yang hidup dari hasil pertanian dan tegalan .

“  Saya sangat setuju sekali jika ada jembatan di sana , tolong ditulis besar-besar bahwa warga dukuh godhang desa Kaliombo sangat membutuhkan jembatan permanen “, tambah Aqshol Amri****  ( Fatkhul Muin)


Jumat, 25 Oktober 2013

Jembatan Gerdu – Godhang Jepara Butuh Perbaikan !!!!


Kliping berita FORMASS  22 Oktober 2010


Jepara -  Jembatan di sebelah barat Bendung karet ( kembung kempis ) desa Gerdu kecamatan Pecangaan kondisinya sangat menghawatirkan, selain papan dasar jembatan banyak yang patah dan berlubang , gelagar besinya juga sudah berkarat dan hampir putus di beberapa bagian. Jika hal ini tidak segera diperbaiki maka bisa jadi akan menimbulkan korban jiwa, meskipun saat ini belum menelan korban namun beberapa orang yang lewat jembatan ini mengaku merasa was-was. 


Apalagi jembatan ini merupakan sarana vital yang menghubungkan desa Gerdu kecamatan Pecangaan dengan desa Mutih Kulon kecamatan Wedung kabupaten Jepara , yang setiap harinya dilewati ratusan orang. Jembatan ini merupakan jalan alternative bagi warga kecamatan Wedung yang ingin menuju kota Jepara , selain it jembatan ini bagi petani disekitarnya merupakan sarana vital untuk mengangkut hasil pertanian mereka.


“ Setiap hari yang lewat jembatan ini ada ratusan orang mas kebanyakan naik sepeda motor , mereka itu warga Demak yang ingin menuju ke Jepara, dari pagi sampai sore tidak ada sepinya. Dulu ketika jembatan ini masih baik juga bisa dilalui kendaraan roda empat kecil untuk mengangkut hasil pertaniandan juga perikanan . 



Namun setelah rusak sana sini tidak mobil yang berani lewat jembatan ini takut ambrol karena besinya sudah berkarat dan hampir putus dibeberapa bagian “, tutur Harun (30 ) Warga desa Gerdu yang rumahnya persis di depan Jembatan

Selanjutnya Harun mengemukakan , kerusakan jembatan ini sudah ada 2 tahunan namun kelihatan parah pada saat sekarang. Yang cukup membahayakan adalah papan pijakan banyak yang hilang atau patah dibeberapa bagian, oleh karena itu kendaraan roda dua yang melewati harus waspada dan selalu berhati-hati. Kerusakan lain adalah besi gelagar yang menyangga papan-papan pijakan juga berkarat saking lamanya ,

Bahkan dibeberapa bagian jembatan ada yang hampir patah sehingga bila dilewati jembatan bergoyang-goyang. Besi kanan kiri untuk pegangan tangan sambungannya banyak yang patah , sehingga saat ini tidak sepeda motor yang berani parkir atau berhenti di tengah jembatan takut pegangan jembatan patah sewaktu-waktu. Untuk kewaspadaan banyak pengendara kendaraan bermotor yang menurunkan boncengannya dan bedralan sendiri , untuk mengurangi tekanan yang ditimbulkan oleh laju sepeda motor.


“ Saya takut mas karena jembatan ini bergoyang-goyang jika dibebani terlalu berat, oleh karena itu anak dan isri saya , saya suruh berjalan . Takut jika jembatan ini tiba-tiba ambrol “ , ungkap salah seorang pengendara sepeda motor yang mengaku dari desa Mutih Kulon kecamatan Wedung kabupaten Demak.


Menurut pantauan jembatan desa Gerdu ini kondisinya cukup menghawatirkan , jika secepatnya tidak diperbaiki akan membawa kerugian berbagai fihak terutama pengguna jembatan yang setiap hari melewati jembatan ini . Jika roboh mereka harus berputar lewat jalan lain dengan kondisi jalan yang kurang bagus sejauh 6 kilometer, 

selain itu para petanipun akan kesulitan membawa hasil panen mereka dengan resiko harga menjadi murah karena harus menambah ongkos angkutan. Jika secepatnya jembatan ini diperbaiki tentunya akan mengurangi resiko yang ditimbulkan dari robohnya jembatan ini dan tentunya hal ini akan membawa kebaikan semua fihak.

“ Dulu pak Bupati Hendro Martojo ketika mengadakan kunjungan ke desa ini pernah meninjau jembatan ini , namun sampai saat ini kok belum ada perbaikan , mudah-mudahan dalam waktu cepat ini jembatan desa Gerdu ini dapat perbaikan . Jangan sampai ada korban baru diperbaiki kasihan orang-orang yang lewat sini selalu was-was “, harap Harun lagi. (Fatkh. M)

Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com )


Warga Dukuh Godang Kaliombo Jepara , Harapkan Jembatan

Kliping Berita FORMASS  (20 -04-2011)
Jembatan darurat sudah puluhan tahun
 Jepara- Warga dukuh Godang yang masuk wilayah desa Kaliombo kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara saat ini membutuhkan jembatan untuk memperlancar transportasi. Selama ini mereka mempergunakan jembatan darurat terbuat dari bambu dan pecahan batang kelapa, sehingga jembatan ini hanya dapat dilalui kendaraan sepeda dan sepeda motor.

 Selain itu untuk warga luar pedukuhan yang melewati jembatan darurat ini dikenai retribusi sebesar Rp 500, sekali jalan atau Rp 1000, PP. Uang hasil tarikan retribusi tersebut dipergunakan untuk pembangunan Masjid di kedua desa berbatasan yaitu dukuh Godhang kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara dan desa Tedunan kecamatan Wedung kabupaten Demak.

“ Setiap dua tahun sekali jembatan darurat ini dikontrakkan kepada perorangan , uang hasil kontrakan itu masuk desa yang selanjutnya masuk pada pembangunan masjid kedua desa. Saya mengontrak jembatan darurat ini sudah lebih sepuluh tahun, hasilnya cukup menguntungkan meskipun harus mengeluarkan biaya kontrak namun hasil perharinya lebih dari cukup daripada nganggur di rumah “, aku Ibu Hj. Salbiyah (56) warga dukuh godhang yang biasa mengontrak retribusi jembatan darurat itu.


Menurut Hj. Salbiyah , sudah waktunya jembatan darurat ini digantikan jembatan permanen sehingga memudahkan transportasi kendaraan roda empat yang akan masuk dan keluar dari desanya. Selain itu jembatan ini merupakan jalur alternative dari Demak menuju kota Jepara via Bungo – Mutih – Pecangaan yang setiap hari dilewati oleh ratusan pengendara yang ingin menuju ke kota Jepara atau Demak. 

Dengan dibangunnya jembatan permanen yang bisa dilewati kendaraan roda empat akan meningkatkan perekonomian warga disekitarnya , utamanya dapat meningkatkan harga jual produk pertanian dan juga produk tegalan.

Sementara itu Sutrisno (50) Guru Olah Raga yang warga desa Mutih Wetan mengaku cukup senang jika jembatan darurat itu diganti jembatan permanen seperti di tempat lain, selain mengirit biaya karena tidak usah membayar juga tidak membahayakan bagi pengendara. 

Selama ini keberadaan jembatan darirat ini cukup mengganggu bagi pengendara , utamanya jika musim hujan tiba . Selain sempit karena lebar jembatan hanya untuk satu pengendara , juga kondisi jembatan kadang licin sehingga membuat pengendara harus ekstra hati-hati.

 “ Ya jika jembatan darurat ini diganti jembatan permanen terbuat dari beton , saya sangat gembira sekali , karena setiap hari saya lewat jembatan ini dan minimal harus mengeluarkan uang 1.000. Oleh karena itu kami mengharapkan pemerintah segera merealisasikan jembatan permanen disini “, ujar Sutrisno .

Disisi lain Petinggi Desa Kaliombo Aqshol Amri yang dimintai tanggapannya seputar dioperasikannya jembatan darurat yang sudah puluhan tahun itu , dia mendukung sekali usulan warganya yang menginginkan jembatan di dukuh Godhang. Selain sebagai sarana transportasi untuk warganya jembatan itu nantinya akan dimanfaatkan warga Demak yang ingin menuju ke kota-kota diseputan Jepara. 

Oleh karena itu dia akan membuat proposal pengajuan pada dinas instansi terkait agar keinginan warganya terlaksana , dengan dibangunnya jembatan itu dia yakin akan terjadi peningkatan ekonomi yang signifikan bagi warganya yang hidup dari hasil pertanian dan tegalan .

“  Saya sangat setuju sekali jika ada jembatan di sana , tolong ditulis besar-besar bahwa warga dukuh godhang desa Kaliombo sangat membutuhkan jembatan permanen “, tambah Aqshol Amri  (FM)

Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.for-Mass.Blogspot.com)

Rabu, 03 Juli 2013

Jembatan Sambirejo Wedung Mulai Dikerjakan

Anggaran belanja sekitar 5 Milyard


Jembatan Sambirejo yang melintasi Sungai Ketapang di desa Berahan kecamatan Wedung kabupaten Demak mulai dikerjakan. Jembatan dengan panjang 31 X 6 meter itu menghabiskan dana 5 Milyar itu sudah lama didambakan masyarakat.

Diharapkan dengan selesainya jembatan itu menambah lancarnya lalu lintas antara Bungo- Wedung. Jembatan yang lama selain lebarnya minim kondisinya juga ambles di beberapa bagian.

Sisi bagian Utara Jembatan


Jembatan yang baru ini selain lebar juga kontruksinya besar , sehingga kendaraan besar bisa melewati dengan lancar. Dulu sering terjadi kemacetan karena kendaraan harus satu-satu jika melewati jembatan.

“ Pembangunan Jembatan Sambirejo itu sebagai rangkaian peningkatan sejumlah jembatan di kabupaten Demak. Pada tahun ini jembatan di desa Buko juga akan ditingkatkan seperti itu . Jembatan Pasir yang roboh juga akan diperbaiki juga “, Kata Fatkhan Anggota DPRD Demak dari Fraksi Demokrat.

Fatkhan mengharapkan dengan selesainya dua jembatan besar di kecamatan Wedung itu menambah kelancaran lalu lintas . Selain itu diharapkan pula adanya peningkatan ekonomi warga masyarakat. Dengan lancarnya distribusi hasil pertanian dan perikanan akan menambah peningkatan pendapatan warga. (Muin)

Haji Nyaman Bersama KBIH " Jabal Nur " Bandengan Jepara 
 Nama Kelompok : “ Jabal Nur “
Alamat                    :   Ds. Bandengan Kec. Kota Jepara
Pengasuh              : Ustad H. Abdullah Uzair
Telp                         : 081 393 577 202




Kamis, 06 Juni 2013

Warga Dukuh Sido Mulyo Rejo Sari Mijen Dambakan Jembatan Permanen

Jembatan hasil swadaya masyarakat belum selesai


Demak - Sudah puluhan tahun warga dukuh Sido Mulyo desa Rejo Sari mendambakan Jembatan Permanen yang melintai Sungai Serang lama. Jembatan yang ada hanyalah jembatan dari bamboo yang setiap setahun sekali ambruk di terjang air banjir. Jembatan bamboo itu hanya bisa dilewati kendaraan Sepeda dan Sepeda motor sehingga warga yang mempunyai mobil harus berputar hampir 2 Km.

“ Nah dari itulah warga berinisiatif membuat jembatan permanen sendiri dengan berswadaya masyarakat karena mengharapkan bantuan pemerintah yang belum turun . Alhamdulillah bisa membuat pondasi kiri kanan tengah dan gelagar besi tinggal papan pijakan dan pegangan kiri kanan “, ujar Muzaeri warga RT 02 RW 04 dukuh Sido Mulyo desa Rejosari pada Warta Demak.

Muzaeri mengatakan, warganya mengharapkan jembatan yang melintas di samping Masjid desa sudah sejak lama. Namun pengajuan kepada pemerintah belum ada tanggapan sama sekali. Sehingga warga berinisiatif membuat jembatan dari bamboo yang setiap tahun sekali diperbaiki.

Dengan semakin majunya situasi dan kondisi warga maka keinginan membuat jembatan permanen semakin bergejolak . Akhirnya melewati kesepakatan rembug warga diputuskan untuk membangun jembatan secara swadaya dengan dana dari iuran warga sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

“ Dari iuaran warga inilah jembatan swadaya  ini mulai dibuat . Dana dari warga tergantung kemampuan masing-masing yang besar keluar banyak yang kecil juga keluar sedikit dana itu terus dikumpulkan . Dan jadilah bangunan jembatan seperti ini “, kata Muzaeri.

Sementara itu  Sakhowi salah satu panitia pembangunan jembatan mengemukakan dana yang sudah  terserap untuk membangun jembatan itu sekitar 85 juta rupiah . Adapun anggaran yang dibutuhkan agar jembatan itu bisa dilewati dengan sempurna sekitar 160 juta . Sehingga dana yang dibutuhkan lagi sekitar 75 juta rupiah.

kotak untuk galang dana perbaikan jembatan


“ Oleh karena itu kami sangat mengharapkan dana bantuan dari pemerintah kabupaten  Demak untuk menyelesaikan pembangunan jembatan ini . Harapan kami pada tahun ini jembatan ini sudah bisa dilewati warga desa kami “, kata Sakhowi.

Sementara itu Mbah Kusnan (75) penjaga jembatan yang belum jadi  mengemukakan , untuk menambah dana penyelesaian jembatan permanen itu warga yang melewati diharapkan bantuan sekedarnya . Sementara jembatan hanya bisa dilewati orang dan sepeda motor itupun harus berhati-hati karena pijakan jembatan hanya terbuat dari papan pohon kelapa.

“ Selain itu juga bantuan dari pemerintah yang katanya akan turun tidak lama lagi . Kalau dana itu turun maka akan dibelanjakan untuk membeli kayu ulin dan juga meneruskan pembangunan jembatan agar sempurna dan bisa dilewati mobil kecil”, kata Mbah Kusnan. ( Muin )