Senin, 06 November 2017
Minggu, 05 November 2017
Senin, 18 September 2017
JALAN AMBLES , TRUCK MIXER TERJUNGKAL KE SUNGAI DI BABALAN DEMAK
Demak – Betonisasi
jalan raya Babalan – kedungmutih yang saat ini berjalan hari Minggu Sore ( 17/9) terjadi kecelakaan tunggal yang mengakibatkan
truck mixer terguling ke Sungai Anyar. Di duga tanah atau jalan yang dilewati
Truck masih labil atau kurang padat . Sehingga ketika beban berat menimpa tanah
tersebut amblas mengakibatkan truck masuk sungai.
jalan raya Babalan – kedungmutih yang saat ini berjalan hari Minggu Sore ( 17/9) terjadi kecelakaan tunggal yang mengakibatkan
truck mixer terguling ke Sungai Anyar. Di duga tanah atau jalan yang dilewati
Truck masih labil atau kurang padat . Sehingga ketika beban berat menimpa tanah
tersebut amblas mengakibatkan truck masuk sungai.
Nur
Kafi (46) warga desa Kedungmutih yang merupakan saksi mata mengatakan.
Kecelakaan itu terjadi sore hari menjelang Maghrib. Ketika itu ada iring-iringan
Truck mixer yang akan menuangkan cairan beton ke jalan. Karena jalan sempit
maka jalannya Truck mundur tiga truc selesai menuangkan cairan beton.
Kafi (46) warga desa Kedungmutih yang merupakan saksi mata mengatakan.
Kecelakaan itu terjadi sore hari menjelang Maghrib. Ketika itu ada iring-iringan
Truck mixer yang akan menuangkan cairan beton ke jalan. Karena jalan sempit
maka jalannya Truck mundur tiga truc selesai menuangkan cairan beton.
Kemudian
ketiga truck itupun kembali dan berpapasan dengan satu truck . Namun entah
mengapa tiba-tiba tanah yang dipijak oleh truck itu goyang dan ambles . Awalnya
truck mencoba untuk maju namun karena tanah semakin ambles maka body truckpun
terguling . Kondisi muatan masih penuh , sehingga cairan itupun tumpah ke
sungai dan sebagian masih didalam tangki.
ketiga truck itupun kembali dan berpapasan dengan satu truck . Namun entah
mengapa tiba-tiba tanah yang dipijak oleh truck itu goyang dan ambles . Awalnya
truck mencoba untuk maju namun karena tanah semakin ambles maka body truckpun
terguling . Kondisi muatan masih penuh , sehingga cairan itupun tumpah ke
sungai dan sebagian masih didalam tangki.
“
penyebabnya pinggir jalan ini tidak kuat menahan beban karena tanahnya belum
padat penuh . Dulu pinggir sungai yang tanahnya gembur karena belum dipadatkan
maka ada beban berat ya ambles “, kata Nur kafi pada kabarseputarmuria.com. ( Pak Muin )
penyebabnya pinggir jalan ini tidak kuat menahan beban karena tanahnya belum
padat penuh . Dulu pinggir sungai yang tanahnya gembur karena belum dipadatkan
maka ada beban berat ya ambles “, kata Nur kafi pada kabarseputarmuria.com. ( Pak Muin )
Minggu, 17 September 2017
Rabu, 02 Agustus 2017
Desa Kedungkarang Gelar Turnamen Sepak Bola Kemerdekaan 2017
Demak – Desa Kedungkarang kecamatan Wedung
pada peringatan HUT kemerdekaan RI ke 71
menggelar Turnamen sepak bola Kemerdekaan yang diikuti 4 RW yang ada di desa
pesisir ini. Lapangan desa yang mulai direnovasi digunakan untuk ajang lomba.
Selain dalam rangka mempererat persatuan dan kesatuna warga juga mencari bibit
unggul sepak bola.
Turnamen yang digelar di penghujung bulan kemerdekaan ini
mendapatkan perhatian seluruh warga. Selain pemain bersemangat untuk bertanding
. Warga desa sebagai supporter juga tidak kalah meriahnya. Mulai dari anak-anak
, remaja sampai orang tua larut dalam pertunjukan bola. Mereka melihat
pertandingan dari atas talud lapangan.
“ Ya kita menyerap aspirasi anak muda disini minta untuk
diadakan lomba sepak bola antar RW. Jadinya sore ini mulai digelar kompetisi
sepak bola Kemerdekaan desa Kedungkarang. Kami sediakan Piala begilir dan uang
pembinaan untuk mereka yang meraaih juara “, kata Mukbhibi di sela sela menton
pertandingan sepak bola antar RW di lapangan desa Kedungkarang.
Mukhibi mengatakan , acara yang digelar pertama kali ini ia
berharap berjalan aman , tertib dan lancar. Selain itu juga menumbuhkan
semangat olah raga warga desa pesisir penghasil garam dan kepiting. Tentunya
acara itu juga sebagai ajang silaturahmi antar warga terutama anak anak muda.
Ia berharap dari desa muncul pemain sepak bola yang handal.
“ Dulu desa Kedungkarang ini pernah mempunyai lapangan yang
bagus, namun karena ada normalisasi sungai Serang Lapangan itupun rusak. Nah
periode kepemimpinan saya ini mulai saya benahi lapangan ini. Talud mulai dibangun
, tidak lama lagi nantinya mulai diurug secara bertahap “, tambah
Mukhibbi Kepala desa Kedungkarang yang
menjabat belum ada satu tahun.
Rabu, 26 Juli 2017
Pak Sudibyo Warga Dempet Senang Dapat Bantuan Jamban,Tak BAB di Kali Lagi

Demak-
Kepedulian Koramil 04/Dempet Kodim 0716/Demak dalam membantu masyarakat kurang
mampu patut menjadi contoh bagi Dinas maupun instansi lain yang ada diwilayah.
Walaupun dengan keterbatasan anggaran sering dialami dalam melaksanakan program
jambanisasi, namun hal itu tidak menjadi kendala bagi Koramil 04/Dempet.
Kegiatan
ini merupakan Program Jambanisasi Semester I TA 2017 yang dilakukan Koramil
04/Dempet untuk dapat meringankan beban
rakyat, juga untuk menjalin komunikasi sosial guna memperkokoh kemanunggalan
TNI – Rakyat,
"melalui kegiatan jambanisasi ini mari kita wujudkan
masyarakat sehat dan sejahtera.” ujar Komandan koramil 04/dempet Kapten Inf
Yasroji saat berada dilokasi pembuatan jamban di Desa Dempet Rt. 03 Rw. 04
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak.
“Meski
dengan keterbatasan yang ada namun pengadaan jamban masih tetap kita lakukan
walaupun jika ada kekurangan akan kita koordinasikan dengan pihak desa, yang
terpenting masyarakat bisa hidup sehat dengan memiliki jamban di rumah,
tuturnya.
KODIM Demak Kehilangan Putra Terbaik Bangsa
DEMAK -- Komandan
Kodim 076/Demak Letkol Inf Agung Udayana,SE bertindak selaku Inspektur Upacara
pada Upacara Pemakaman Militer Kapten Inf Rustiyanto dipemakaman Umum Krapyak
barat RT 06 RW 12 kel. Bintoro kec. Demak, Selasa (18/7/2017).
Almarhum Kapten
Inf Rustiyanto meninggal dunia dikarenakan sakit di Rumah Sakit Karyadi
Semarang, Selasa malam sekitar pukul 03.25 wib.
Almarhum
merupakan putra terbaik bangsa sehingga pemerintah memberikan kehormatan berupa
tanda jasa Satya Lencana VIII,XVIII,XXIV, Satya Lencana Nararya eka paksi.
Selanjutnya Irup memberangkatkan jenazah Almarhum Kapten Inf Rustiyanto dari
rumah duka Ds. Betokan RT 04 RW 02 kec. Demak. ke TPU Krapyak barat RT 06 RW 12
kel. Bintoro kec. Demak untuk dimakamkan.
Almarhum
Kapten Inf Rustianto NRP 575598 Jabatan Danramil 05/Mijen Dim 0716/Demak
meninggalkan seorang Istri bernama Erlina Wati 49 Tahun dan dua orang anak Ruser Apyuda umur 26 tahun dan Ruser
Noprawiranda umur 17 tahun.
Letkol Inf
Agung Udayana,SE sebagai Irup pada Upacara Pemakaman jenazah Almarhum Kapten
Inf Rustiyanto di TPU Krapyak barat RT 06 RW 12 kel. Bintoro kec. Demak secara
simbolis melaksanakan penimbunan jenazah dilanjutkan perwakilan dari keluarga.
Dalam
sambutannya, Komandan Kodim 076/Demak Letkol Inf Agung Udayana,SE mengatakan,
bahwa upacara kebesaran ini dilaksanakan sebagai penghormatan dan penghargaan
Pemerintah atas jasa dan pengorbanan Almarhum kepada Negara dan Bangsa yang
telah dilaksanakan selama hidupnya.
Hadir pada acara pemakaman tersebut Perwira dan Anggota
Kodim 0716/Demak, dan para pelayat lainnya yang ikut memberikan penghormatan
terakhir kepada Almarhum.(Pendim 0716/Demak)
WISATA RELIGI DEMAK , BERZIARAH KE MAKAM MBAH MUDZAKIR DI TENGAH GEMPURAN OMBAK
Demak – Selain makam Sunan Kalijaga dan
juga Raden Patah yang sejak dulu dikenal sebagai obyek wisata Ziarah ,kini ada
satu makam yang juga menjadi icon wisata ziarah di Demak. Setiap hari makam ini
dikunjungi ratusan hingga ribuan peziarah. Puncak peziarah biasanya jika hari
Minggu atau libur lainnya.
Obyek wisata ziarah ini adalah Makam Mbah Mudzakir di desa
Bedono kecamatan Sayung kabupaten Demak. Makam ini menjadi terkenal setelah
desa ini tergempur oleh ombak yang meluluhlantakkan perumahan ,persawahan dan
juga pertambakan. Termasuk area pemakaman yang didalamnya di sarekan KH Muzakir
salah satu Ulama desa tersebut.
Puluhan rumah tergempur oleh ombak ,begitu juga sawah dan
area pertambakan. Namun makam Mbah Mudzakir masih terlihat dari kejauhan meski
digempur ombak dan juga air pasang. Melihat kondisi tersebut keluargapun
akhirnya “ngrumat “ makam tersebut dengan membuatkan jalan untuk menuju makam
tersebut yang jaraknya 1 km dari daratan.
“ Dulu awalnya jalan menuju makam ini hanya berupa bambu
sebanyak 4 batang yang disambung-sambung, namun setelah banyaknya yang
berziarah dan ada donator yang masuk kemudian dibangun jembatan dari kayu .
Setiap tahun terus ada perbaikan jalan dan kawasan makam “, ujar ibu ibu
penjaga Makam pada kabaredemak.
Untuk menuju Makam Syeh Mudzakir ini peziarah melewati
gerbang di desa Purwosari kecamatan Sayung. Selain Makam Mbah Mudzakir ada dua
obyek wisata lainnya yaitu Pantai Morosari dan juga Hutan Konservasi Mangrove
di dukuh Senik.
Jalan menuju makam dari desa Purwosari tidak begitu lebar
sehingga mobil besar seperti bus diharapkan berhati-hati karena kanan kiri
jalan adalah tambak dan sungai. Untuk menuju ke makam ini dari gerbang
dipinggir jalan raya Semarang- Demak sekitar 3 kilometer.
Akses jalan mendekati tempat parkir mobil masih bentuk tanah
padas . Jika musim kemarau hal ini tidak menjadi masalah ,namun jika musim hujan
peziarah harus berhati-hati karena cukup licin jalannya. Pemerintah daerah
diharapkan bisa menyelesaikan perbaikan jalan ini.
“ Kalau kemarau seperti ini sih tidak masalah mas , namun
jika musim hujan ya cukup licin karena jalan masih berupa tanah dan batu. Ini
permintaan kami para sopir agar pemerintah daerah membetonisasi jalan ini agar
kami lancar membawa peziarah ke sini “, kata Naf’an sopir travel asal Jepara
pada kabare Demak.
Setelah melewati jalan berupa tanah dan batu padas mobil
bisa diparkir di depan SD Bedono I yang cukup luas. Meski masih berupa tanah
padas namun tempat parkir ini bisa menampung puluhan mobil. Ditempat ini para
peziarah turun dan bisa langsung menuju ke makam. Ada beberapa pilihan untuk
menuju makam di tengah pantai ini. Bisa jalan kaki bersama rombongan , bisa
naik ojek sepeda motor , bisa juga naik perahu.
Adapun jika berjalan kaki peziarah tidak dipungut biaya
hanya memasukkan infaq sekedarnya. Jaraknya dari parkiran mobil kurang lebih 1
km. Jika keberatan berjalan peziarah bisa naik ojek sepeda motor , adapun
ongkosnya sekali jalan Rp 7.000,- .
Sedangkan jika ingin naik perahu ongkos ojek perahu ada dua tarip. Jika langsung ke makam Mbah Mudzakir hanya Rp 5.000 , namun jika ditambah mengelilingi dukuh Senik yang tenggelam ongkosnya Rp 10.000.
Sedangkan jika ingin naik perahu ongkos ojek perahu ada dua tarip. Jika langsung ke makam Mbah Mudzakir hanya Rp 5.000 , namun jika ditambah mengelilingi dukuh Senik yang tenggelam ongkosnya Rp 10.000.
“ Monggo kalau langsung ke Makam Simbah hanya Rp 5.000
perorang, tetapi jika berkeliling melihat kampung Senik yang tenggelam
ongkosnya tambah Rp 5.000 jadinya Rp 10.000 sekali jalan”, kata tukang Ojek.
Dengan ongkos Rp 10.000 akhirnya rombongan berangkat ke
dukuh Senik yang kini tinggal kenangan. Saat ini pedukuhan yang dulunya dihuni
218 KK menjadi hutan mangrove dan api-api. Sisa sisa rumah masih terlihat namun
sudah ditinggal penghuninya. Ada juga bangunan masjid yang masih berdiri tegak
namun tenggelam separuh yang sering dilihat oleh peziarah. Setelah berkeliling
10 menit peziarah akhirnya dibawa menepi ke parkiran perahu di Makam Syeh
Mudzakir.
Turun dari perahu peziarah berjalan lagi diatas jembatan
kayu sepanjang 200 meter untuk menuju ke makam ditengah laut ini. Awalnya makam
ini tidak ada atap dan tidak begitu luas . Seiring berjalannya waktu makam
inipun mendapatkan rehap dari ahli waris Mbah Mudzakir yang menjadi pengelola
Makam Keramat ini.
Mbah Mudzakir
sendiri adalah ulama pada masa penjajahan Belanda. Semasa muda, kiai yang lahir
di tahun 1869 itu banyak berguru kepada ulama di berbagai daerah. Setelah
selesai berguru, ia menetap di Tambaksari, Bedono, Kecamatan Sayung, Demak
sekitar tahun 1900 serta menikahi gadis lokal. Di tempat itu, sang kiai mulai
melakukan syiar Islam dengan langkah pertama mendirikan sebuah masjid. Konon,
metode penyampaian agama yang mudah dicerna membuat banyak santri mengaji
kepadanya.
Kemudian setelah
meninggal, Mbah Mudzakir dimakamkan di Dusun Tambaksari, Desa Bedono, Kecamatan
Sayung, Demak. Dusun Tambaksari sendiri merupakan pecahan dari Desa Sayung yang
terkena abrasi pada tahun 1998. Lokasi ini berbentuk pulau yang dihubungkan
oleh jalan setapak sepanjang 700 meter, semacam jembatan yang kanan-kirinya
adalah genangan air laut. (Muin)
Langganan:
Postingan (Atom)