Selasa, 09 Desember 2014

Bantuan Kompensasi BBM Harus Tepat Sasaran



Demak- Meskipun BBM naik khususnya premium namun tukang ojek desa Babalan secara resmi tidak menaikkan ongkos. Hal itu sebagai wujud solidaritas sesame orang kecil. Pelanggan mereka adalah para bakul kecil yang setiap hari membawa dagangan berupa ikan dan hasil laut lainnya. Pulangnya mereka kulakan sembako untuk dijual lagi di rumah masing-masing.
“ Habis gimana lagi mas palanggan kami semua tetangga dekat. Untuk menaikkan ongkos rasanya tidak pantas. Ya kalau mereka ngasih tambahan ya kita terima kalau tidak ngasih ya saya tidak minta “, aku Jarot salah satu tukang ojek pada kabarseputarmuria.com di Pasar baru desa Kedungmutih.
Jarot mengatakan , kenaikan BBM sebenarnya tidak terasa dalam hal pembelian premium setiap harinya. Paling banter kenaikan hanya Rp 10 ribu setiap harinya . Namun yang cukup terasa adalah kenaikan bahan pokok setiap hari seperti beras, sayuran, bumbu masak dan juga kebutuhan lainnya. Sehingga penghasilan sehari-harinya habis untuk belanja tanpa ada sisa.
“ Padahal untuk ojek motor seperti ini setiap bulan sekali perlu , ganti oli dan juga mengganti onderdil yang lainnya. Sehingga kita dan teman-teman harus pintar mengatur keuangan”, tambah Jarot yang anggota BPD desa Babalan.
Oleh karena itu dia mengharapkan kepada pemerintahan Jokowi JK ini memikirkan nasib tukang ojek. Misalnya memberikan kartu khusus untuk warga yang berprofesi sebagai tukang ojek seperti dirinya. Bantuan itu seperti halnya PSKS yang diberikan kepada wara miskin. Meski dilapangan banyak kendala diantaranya banyak bantuan yang salah sasaran.
“  Banyak tetangga kami yang kaya,  punya motor banyak , tambak dan rumahnya bagus mendapatkan bantuan PSKS sebesar Rp 400 ribu. Namun yang miskin rumah tidak layak justru tidak kebagian”, harap Jarot.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh Zamroni , sebagai tukang ojek mestinya ia harus mendapatkan bantuan kompensasi kenaikan BBM itu. Setiap harinya ia membeli premium sebagai bahan bakar motornya ungtuk ngojek. Dulu harga perliter hanya Rp 7.000,- jika beli eceran , namun saat ini jadi Rp 9.000.

Ya paling tidak kami para pengojek ini mendapatkan bantuan misalnya  untuk perbaikan motor , misalnya membeli ban, perbaikan mesin dan juga uang seperti halnya program PSKS yang baru selesai diberikan secara tunai “, jelas Zamroni. (Muin).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar