Demak-
Meskipun BBM naik khususnya premium namun tukang ojek desa Babalan secara resmi
tidak menaikkan ongkos. Hal itu sebagai wujud solidaritas sesame orang kecil.
Pelanggan mereka adalah para bakul kecil yang setiap hari membawa dagangan
berupa ikan dan hasil laut lainnya. Pulangnya mereka kulakan sembako untuk
dijual lagi di rumah masing-masing.
“
Habis gimana lagi mas palanggan kami semua tetangga dekat. Untuk menaikkan
ongkos rasanya tidak pantas. Ya kalau mereka ngasih tambahan ya kita terima kalau
tidak ngasih ya saya tidak minta “, aku Jarot salah satu tukang ojek pada
kabarseputarmuria.com di Pasar baru desa Kedungmutih.
Jarot
mengatakan , kenaikan BBM sebenarnya tidak terasa dalam hal pembelian premium
setiap harinya. Paling banter kenaikan hanya Rp 10 ribu setiap harinya . Namun
yang cukup terasa adalah kenaikan bahan pokok setiap hari seperti beras,
sayuran, bumbu masak dan juga kebutuhan lainnya. Sehingga penghasilan
sehari-harinya habis untuk belanja tanpa ada sisa.
“
Padahal untuk ojek motor seperti ini setiap bulan sekali perlu , ganti oli dan
juga mengganti onderdil yang lainnya. Sehingga kita dan teman-teman harus
pintar mengatur keuangan”, tambah Jarot yang anggota BPD desa Babalan.
Oleh
karena itu dia mengharapkan kepada pemerintahan Jokowi JK ini memikirkan nasib
tukang ojek. Misalnya memberikan kartu khusus untuk warga yang berprofesi
sebagai tukang ojek seperti dirinya. Bantuan itu seperti halnya PSKS yang
diberikan kepada wara miskin. Meski dilapangan banyak kendala diantaranya
banyak bantuan yang salah sasaran.
“ Banyak tetangga kami yang kaya, punya motor banyak , tambak dan rumahnya
bagus mendapatkan bantuan PSKS sebesar Rp 400 ribu. Namun yang miskin rumah
tidak layak justru tidak kebagian”, harap Jarot.
Hal
yang sama juga dibenarkan oleh Zamroni , sebagai tukang ojek mestinya ia harus
mendapatkan bantuan kompensasi kenaikan BBM itu. Setiap harinya ia membeli
premium sebagai bahan bakar motornya ungtuk ngojek. Dulu harga perliter hanya
Rp 7.000,- jika beli eceran , namun saat ini jadi Rp 9.000.
“ Ya paling
tidak kami para pengojek ini mendapatkan bantuan misalnya untuk perbaikan motor , misalnya membeli ban,
perbaikan mesin dan juga uang seperti halnya program PSKS yang baru selesai
diberikan secara tunai “, jelas Zamroni. (Muin).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar